“Denver
Developmental Screening Test (DDST)”
OLEH
:
|
PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul dan membahas tentang “Denver Development Screening Test
(DDST)”.Dalam penulisan
makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan
makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
Dosen pembimbing ibu
Ns. Siti amina ali s.kep. Akhirnya
penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin Yaa Robbal ’Alamiin.
Makassar
, November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN
A. Definisi
DDST
B. Manfaat
DDST
C. Perkembangan
DDST
D. Petunjuk
Pemakaian
E. Contoh
Kasus
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Formulir DDST adalah alat/instrumen yang
digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Sejak dahulu masalah perkembangan anak mendapat banyak perhatian. Berbagai
tulisan mengenai perkembangan anak telah dibuat. Pada saaat ini berbagai metode
deteksi dini untuk megetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat.
Demikian pula dengan skrining untuk
mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan
perkembanagn anak karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna
agar diagnosa maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal sehingga tumbuh
kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
Penting untuk dipahami bahwa dengan
skrining dan mengetahui adanya masalah pada perkembanagan anak, tidak berarti
bahwa diagnosa pasti dari kelaian tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah
prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat
meberikan petunjuk jika ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga
masih diperlukan anamnese yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan
pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosa dapat dibuat, supaya intervensi dan
pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
definisi dari DDST ?
2. Apa
manfaat dari DDST ?
3. Bagaimana
perkembangan DDST ?
4. Bagaimana
petunjuk pemakaian DDST ?
5. Contoh
kasus?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk
Mengetahui Definisi dari DDST
2. Untuk
Mengetahui Manfaat dari DDST
3. Untuk
Mengetahui Perkembangan DDST
4. Untuk
Mengetahui petunjuk pemakaian DDST
5. Untuk
Mengetahui ccontoh kasus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
DDST
DDST
(Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode screening
terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test
IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang
Baik. Test ini dikembangkan pada 6 tahun pertama kehidupan anak, dengan
penekanan pada 2 tahun pertama mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan
dan menunjukkan validitas yang baik.
“Denver
scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku pada anak pra
sekolah. Test ini dikembangkan william K. Frankenburg (yang mengenal kan
pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan oleh Denver
Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST merefleksikan
persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat menampilkan tugas
perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis, tenaga
profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan dalam layanan
social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi
terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari
DDST dan DDST-R (revised denver developmental screening test). Perbedaaan
denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk,
interprestasi dan rujukan.Pembahasan mengenai DDST dalam sejarahnya tidak
terlepas dari denver developmental material.
Denver
developmental material bermanfaat bagi petugas kesehatan yang memberi perawatan
langsung pada anak.Dengan prosedur yang sederhana dan cepat, metode ini dapat
digunakan oleh tenaga professional maupun paraprofessional. Prosedur tersebut
dirancang untuk perkembangan anak yang optimal sejak lahir hingga usia 6 tahun
melalui panduan dan identifikasi yang memerlukan evaluasi tambahan. Materi
pokok, yakni PDQ II, apparent answered questionnaire, dan the denver II,
merupakan program surveilans perkembangan yang tepat untuk situasi ketika waktu
yang tersedia sempit.
B.
Manfaat
DDST
Penyimpangan
perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali sulit dideteksi dengan
pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk membantu petugas kesehatan
dalam mendeteksi perkembangan anak usia dini.
Menurut
study yang dilakukan oleh The public health agency of Canada, DDST adalah
metode test yang paling banyak digunakan untuk masalah perkembangan anak.
Denver
II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :
1.
Menilai tingkat perkembangan anak sesuai
dengan usianya
2.
Menilai tingkat perkembangan anak yang
tampak sehat
3.
Menilai tingkat perkembangan anak yang
tidak menunjukan gejala
kemungkinan
adanya kelainan perkembangan
4.
Memastikan anak yang diduga mengalami
kelainan perkembangan
5.
Memantau anak yang beresiko mengalami
kelainan perkembangan
C.
Perkembangan
Menurut DDST II
Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).
Denver
II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development
Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test
(DDST-R).Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak.Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ.Waktu yang dibutuhkan 15-20
menit.
1.
Aspek Perkembangan yang dinilai:
Ø
Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
Ø
Tugas yang diperiksa setiap kali
skrining hanya berkisar 25-30 tugas
Ø
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai :
·
Personal
Social (perilaku sosial)
Aspek
yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
·
Fine
Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek
yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
·
Language
(bahasa)
Kemampuan
untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan
·
Gross
motor (gerakan motorik kasar)
Aspek
yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
2.
Cara menghitung usia anak
Telah
disebutkan di awal bahwa penerapan DDST ditunjukan untuk menilai perkembangan
anak berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum melakukan test ini, terlebih
dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk menghitung usia anak,
kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut :
·
Tulis tanggal, bulan, dan tahun
dilaksanakan test
·
Kurangi dengan cara bersusun tanggal,
bulan, dan tahun kelahiran anak
·
Jika jumlah hari yang dikurangi lebih
besar, ambil jumlah hari yang sesuai dari angka bulan didepannya
·
Hasilnya adalah usia anak dalam
tahun,bulan, dan hari
·
Ubah usia anak ke dalam satuan bulan
jika perlu
·
Jika pada saat pemeriksaan usia anak
dibawah 2 tahun, anak lahir kurang dari
2 minggu atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara mengurangi umur anak dengan jumlah
minggu tersebut
Contoh
:
Rumus
menghitung umur anak (pelaksanaan tugas)
Hitung
umur Adi. Tanggal pemriksaan 15 Desemser 2004. tanggal lahir anak adalah 10
September 2004
Jawab:
Tgl
pemeriksaan 2004 12 15
Tgl
lahir 2004
9 10
umur
Adi 3 5
(3
bln 5 hr)
3. Alat
yang digunakan
·
Alat peraga :
benang wol merah,
kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan
ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna
merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat
diperiksa).
·
Lembar formulir DDST II
uku petunjuk sebagai
referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
4.
Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap,
yaitu:
·
Tahap pertama: secara periodik dilakukan
pada semua anak yang berusia :
ü 3-6
bulan
ü 9-12
bulan
ü 18-24
bulan
ü 3
tahun
ü 4
tahun
ü 5
tahun
·
Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang
dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan
dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
5. Pelaksanaan
test
Penting untuk anak :
·
Dibutuhkan kerjasama yang aktif dan anak
sehingga anak harus merasa aman dan senang
·
Anak tidak sedang sakit
·
Anak tidak ngantuk, lapar,haus, sedang
marah, rewel
·
Ruangan cukup luas, cukup ventilasi dan
kesan menyenangkan bagi anak
·
Ajak anak bermain
Penting
untuk orang tua
·
Diberitahu bahwa ini bukan test IQ
·
Beritahu tujuan test
·
Beritahu ortu bahwa pemeriksaan tidak
mengharapkan anak dapat melakukan semua tugas yang diberikan kepada anak
Penting
untuk pelaksana test
·
Item-item test sebaiknya disajikan
secara fleksibel. Akan tetapi lebih dianjurkan mengukuti petunjuk berikut :
ü Item
yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya didahulukan, misalnya sektor
personal-sosial, baru kemudian dilanjutkan dengan sector motorik halus-adaptif
ü Item
yang lebih mudah didahulukan. Berikan pujian pada anak jika ia dapat
menyelesaikan tugas dengan baik, juga saat ini mampu menyelesaikan tetapi
kurang tepat. Ini ditunjukan agar anak tidak segan untuk menjalani test
berikutnya
ü Item
dengan alat yang sama sebaiknya dilakukan secara berurutan agar penggunaan watu
agar lebih efesien
ü Hanya
alat-alat yang akan digunakan saja yang diletakan diatas meja
ü Pelaksanaan
test untuk semua sector dimulai dari item yang terletak di sebelah kiri garis
umur, lalu dilanjutkan ke item di sebelah kanan garis umur
·
Jumlah item yang dinilai tergantung pada
lama waktu tersedia, yang terpenting pelaksanaanya mengacu pada tujuan test,
yaitu mengidentifikasi perkembangan anak dan menentukan kemampuan anak yang
relatif lebih tinggi
6. Cara pengukuran :
·
Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan
·
Tarik garik pada lembar DDST II sesuai
dengan tahun umur yang telah ditentukan
·
Lakukan pengukuran pada anak tiap
komponen dengan batasan garis yang ada milai dari motorik kasar, bahasa,
motorik halus, dan personal social
·
Tentuka hasil penilaian apakah normal,
meragukan dan abnormal
·
Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan
tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu
bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
·
Jika dalam perhitungan umur kurang dari
15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari
dibulatkan ke atas.
·
Tarik garis berdasarkan umur kronologis
yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
·
Setelah itu dihitung pada masing-masing
sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
·
Berdasarkan pedoman, hasil tes
diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
1)
Abnormal
ü Bila
didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
ü Bila
dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia
2)
Meragukan
ü Bila
pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
ü Bila
pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan padaØ sektor yang
sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal
usia.
3)
Tidak
dapat dites
ü Apabila
terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4) Normal
ü Semua
yang tidak tercantum dalam kriteria di atas. Pada anak-anak yang lahir
prematur,usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun
7. Cara
penilaian
Cara
melakukan penilaian DDST, peneliti menentukan usia anak, kemudian menarik garis
usia pada lembar DDST sesuai dengan usia anak. Dilakukan tes pada keempat
sektor yang dimulai dari item pada sebelah kiri garis usia, kemudian mulai
dilakukan pemeriksaan pada keempat sektor yaitu personal sosial, motorik halus,
bahasa dan motorik kasar.
Setelah
dilakukan tes, dilakukan penilaian, apakah Lulus (Passed = P), gagal tetapi
belum melampaui batas umur (Fail = F), gagal karena sudah melampaui batas umur
(Delay = D) ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan tugas atau anak menolak
melakukan tugas (No opportunity = NO). Setelah itu dihitung pada masing-masing
sector, berapa yang P, F, dan D,
8. Penilaian
test prilaku
Penilaian
prilaku dilakukan setelah test selesai. Dengan mengguanakan skala pada lembar
test, penilaian ini dapat membandingkan prilaku anak selama test dengan prilaku
sebelumnya. Kita boleh menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah prilaku
anak selama test dengan prilaku sebelumnya, kita boleh menanyakan kepada orang
tua atau pengasuh apakag prilaku anak sehari-hari sama dengan prilakunya saat
itu, terkadang anak tengah dalam kondisi, sakit, atau marah sewaktu menjalani
tersebut. Jika demikian test dapat ditunda dan dilanjutkan pada hari lain saat anak
telah kooperatif
9. Pemberian
nilai untuk setiap itemnya
a) L
=lulus /lewat (P= pass). Anak dapat melalkukan item dengan baik atau baik atau
orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat
menyelesaikan item tersebut (item tertanda L)
b) G=
gagal (F=fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orang tua /
pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan item
tersebut (khusus yang bertanda L)
c) M
= menolak (R=refusal). Anak menolak atau melakukan test untuk item tersebut.
Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus
dilakukanya (khususnya item tanpa tanda L )
d) Tak
= tak ada kesempatan (NO opportunity). Anak tidak mempunyai kesempatan untuk
melakukan item kerena ada hambatan (khusus item yang bertanda L )
10. Penilaian
Peritem
a. Penilaian
item “Lebih” (advance) nilai lebih tidak perlu diperhatikan dalam penilaian
test secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat dilakukan oleh anak yang
lebih tua)
b. Penilaian
itm “OK“ atau normal. Nilai tidak perlu di perhatikan dalam penilaian test
secara keseluruhan. Nilai OK dapat diberikan pada anak dalam kondisi berikut :
ü Anak
“gagal” (G) atua “menolak” (M) melakukan tugas untuk item disebelah kanan garis
usia, kondisis ini wajar karena item disebelah kanan garis usia pada dasarnya
merupakan tugas untuk anak yang lebih tua.
ü Anak
“Lulus” / Lewat (L), “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukantugas untuk item
didaerah putih kotak (daerah 25 %-75%). Jika anak lulus, sudah tentu hal ini
dianggap normal
c. Penilaian
item P = peringkatan (C=caution)
Nilai “Peringatan”
diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukan tugas untuk item
yang dilalui oleh garis usia pada daerah gelap kotak (daerah 75% - 90%). Hal
ini karena hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 75% - 90% anak di usia
tersebut sudah berhasil (Lulus) melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain,
mayoritas anak sudah bisa melaksanakan tugas dengan baik
d. Penilaian
item T= “Terlambar” (D = Delayed).
Nilai “Terlambat”
diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukan tugas untuk item
di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak
yang lebih muda. Seorang akan seharusnya mampu melakukan tugas untuk kelompok
usia yang lebih muda, yang tentunya berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Jika,
tugas untuk anak yang lebih muda tidak dapat dilakukan atau ditolak, anak tentu
akan mendapatkanpenilaian T (terlambat). Huruf T ditulis di sebelah kanan item
dengan hasil penilaian “Terlambat”.Perlu diperhatikan bahwa ada dua macam T.
Pertama, terlambat karena anak mengalami kegagalan (G).T jenis ini memungkinkan
anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Suspek”.Kedua, terlambat karena
anak menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini memungkinkan anak mendapat
interpretasi penilaian akhir “Tak dapat diuji”
e. Penilaian
item “Tak ada kesempatan” (No Opportunity). Nilai “Tak” ini tidak perlu
diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan.Nilai “Tak ada kesempatan”
diberikan jika anak mendapat skor “Tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba
atau melakukan tes.
D.
Petunjuk
Pemakaian
1. Usahakan
anak tersenyum dengan memberikan senyum, berbicara atau memberikan isyarat,
jangan sentuh anak
2. Anak
harus melihat tangan beberapa detik
3. Orang
tua dapat membantu mengajari menyikat gigi dan menaruh pasta gigi diatas sikat
4. Anak
tidak diharapkan mampu mengikat sepatu atau mengancingkan/resleting dibelakang
5. Gerakan
benang perlahan dalam bentuk suatu lengkungan dari satu sisi ke sisi yang lain
6. Lulus
jika anak mencoba melihat terus dimana benang menyilang, benang harus
dilepaskan dengan cepat dari tangan pemeriksa
7. Lulus
jika anak mengambil kismis dengan bagian ibu jari dan jari
8. Menggaris
dapat bervariasi hanya 30 derajat
9. Buat
kepalan dengan ibu jari yang menunjuk ke atas dan goyangkan hanya ibu jari,
lulus jika anak menirukan dan tidak menggerakan semua jari lain selain ibu jari
10. Lulus
bila menggambar selain bentuk tertutup, gagal dalam pergerakan yang terus
menerus
11. Garis
mana yang lebih panjang ?(bukan lebih besar). Putar kertas terbaik dan ulangi
(lulus 3 dari 3 atau 5 dari 6)
12. Lulus
bila garis yang bersilang dekat dengan titik tengah
13. Biarkan
anak meniru dahulu, dan jika gagal perlihatkan
14. Dalam
memberikan nilai, setiap pasangan (2 lengan, 2 tungkai dll) dihitung sebagai
satu bagian
15. Tempatkan
satu kubus dalam gelas dan goyangkan perlahan dekat telinga anak, tetapi jangan
terlihat ulangi dengan telinga lain
16. Tunjuk
gambar dan minta anak menyebutkannya
17. Dengan
menggunakan boneka beritahu anak, tunjukan pada saya hidung, mata,telinga,
mulut, tangan, kaki, perut, rambut,
18. Dengan
menggunakan gambar, tanya kepada anak, yang mana yang terbang ?berbunyi meong ?
berbicara ?
19. Tanyakan
kepada anak apa yang kamu lakukan jika kamu sedang kedinginan
20. Lulus
jika anak secara benar menempatkan dan mengatakan beberapa bnyak balok pada
kertas
Observasi :
Suatu
garis digambar dari atas sampai bawah berdasarkan usia anak, pemeriksa harus
menguji masing-masing tonggak yang disilang dengan garis ini. Setiap tongak
mempunyai potongan yang menunjukan presentase populasi “standar” yang harus
mampu melakukan tugas ini. Kegagalan dalam melakukan suatu hal yang dilalui
oleh 90 % anak-anak adalah signifikan, dua kegagalan dari empat hal utama
menunjukan keterlambatan perkembangan, haruslah diketahui bahwa test ini
merupakan alat skrening untuk keterlambatan perkembangan, tetapi bukan test
“intelegensia” Fungsional anak saat ini
memberikan pengertian kedalam karakteristik anak sekarang. Perkembangan bahasa,
motorik, dan sosial anak dan kematangannya direfleksikan dalam tingkah lakunya
sekarang. Tanyakan pertanyaan “ bagaimana anda melukiskan sifat anak anda
sebagai pribadi ?
E.
Contoh
kasus perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur
pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006.Iperiksa
perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia
kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal
lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal
periksa : 1-4-2008
Prematur
: 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006
– 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________
– Maka 37 – 32 = 5 minggu
1
– 7 -26
Jadi
usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1
tahun 8 bulan atau 20 bulan Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu
5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk
pemeriksaan DDST II adalah:
1
tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari
Atau
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan
Interpretasi dari nilai
Denver II
v Advanced
Melewati pokok secara
lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak
pada usia lebih besar dari anak tersebut)
OK. Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75
OK. Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75
v Caution
Gagal atau menolak
pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau diantara
persentil ke-75 dan ke-90
v Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
DDST
(Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode screening
terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test
IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang
Baik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan
validitas yang baik.
“Denver
scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku pada anak pra
sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K. Frankenburg (yang mengenalkan pertama
kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan oleh Denver
Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST merefleksikan
persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat menampilkan tugas
perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis, tenaga
profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan dalam layanan
social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi
terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari
DDST dan DDST-R (revised denver developmental screening test). Perbedaaan
denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk,
interprestasi dan rujukan.
B.
Saran
Dari hasil
kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat diberikan saran-saran sebagai
bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan
kualitas guna menunjang peningkatan
kualitas kesehatan sehingga dapat
menjadi literature guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Franskenburg,William.1973.Denver
Development Screnning Test: manual/for nursing7paramedical
personnel.University of Colorado Medical Center
Hidayat, Azis Alimul.2005.Pengantar Ilmu
Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
http://shufriyahsundu1990.blogspot.com/2011/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html/8/2/1011
http://ilmu-ilmukeperawatan.blogspot.com/2011/01/denver-development-screening-test-ddst.html/8/2/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar