Jumat, 19 Desember 2014

MAKALAH DDST

MAKALAH KEP. ANAK
“Denver Developmental Screening Test (DDST)”
OLEH :
v  RAHMANI
v  HIKMAH
v  ANNISA ATTAMAMI
 
 


                                                                                    




PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR

       Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul dan membahas tentang “Denver Development Screening Test (DDST).Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
       Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen pembimbing ibu Ns. Siti amina ali s.kep. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada  mereka yang memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin Yaa Robbal ’Alamiin.












Makassar , November  2014
                                                                                                             

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi DDST
B.     Manfaat DDST
C.     Perkembangan DDST
D.    Petunjuk Pemakaian
E.     Contoh Kasus
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Formulir DDST adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Sejak dahulu masalah perkembangan anak mendapat banyak perhatian. Berbagai tulisan mengenai perkembangan anak telah dibuat. Pada saaat ini berbagai metode deteksi dini untuk megetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat.
Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembanagn anak karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna agar diagnosa maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui adanya masalah pada perkembanagan anak, tidak berarti bahwa diagnosa pasti dari kelaian tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat meberikan petunjuk jika ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnese yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosa dapat dibuat, supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.





B.         Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari DDST ?
2.      Apa manfaat dari DDST ?
3.      Bagaimana perkembangan DDST ?
4.      Bagaimana petunjuk pemakaian DDST ?
5.      Contoh kasus?
C.        Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Definisi dari DDST
2.      Untuk Mengetahui Manfaat dari DDST
3.      Untuk Mengetahui Perkembangan DDST
4.      Untuk Mengetahui petunjuk pemakaian DDST
5.      Untuk Mengetahui ccontoh kasus.













BAB II
PEMBAHASAN
A.        Definisi DDST
DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang Baik. Test ini dikembangkan pada 6 tahun pertama kehidupan anak, dengan penekanan pada 2 tahun pertama mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.
“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku pada anak pra sekolah. Test ini dikembangkan william K. Frankenburg (yang mengenal kan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R (revised denver developmental screening test). Perbedaaan denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interprestasi dan rujukan.Pembahasan mengenai DDST dalam sejarahnya tidak terlepas dari denver developmental material.
Denver developmental material bermanfaat bagi petugas kesehatan yang memberi perawatan langsung pada anak.Dengan prosedur yang sederhana dan cepat, metode ini dapat digunakan oleh tenaga professional maupun paraprofessional. Prosedur tersebut dirancang untuk perkembangan anak yang optimal sejak lahir hingga usia 6 tahun melalui panduan dan identifikasi yang memerlukan evaluasi tambahan. Materi pokok, yakni PDQ II, apparent answered questionnaire, dan the denver II, merupakan program surveilans perkembangan yang tepat untuk situasi ketika waktu yang tersedia sempit.
B.         Manfaat DDST
Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali sulit dideteksi dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk membantu petugas kesehatan dalam mendeteksi perkembangan anak usia dini.
Menurut study yang dilakukan oleh The public health agency of Canada, DDST adalah metode test yang paling banyak digunakan untuk masalah perkembangan anak.
Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :
1.      Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya
2.      Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat
3.      Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala
kemungkinan adanya kelainan perkembangan
4.      Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan
5.      Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan
C.        Perkembangan Menurut DDST II
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R).Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak.Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ.Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
1.      Aspek Perkembangan yang dinilai:
Ø  Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
Ø  Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
Ø  Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai :
·         Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
·         Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
·         Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan
·         Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
2.      Cara menghitung usia anak
Telah disebutkan di awal bahwa penerapan DDST ditunjukan untuk menilai perkembangan anak berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum melakukan test ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk menghitung usia anak, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut :
·         Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan test
·         Kurangi dengan cara bersusun tanggal, bulan, dan tahun kelahiran anak
·         Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai dari angka bulan didepannya
·         Hasilnya adalah usia anak dalam tahun,bulan, dan hari
·         Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu
·         Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir kurang  dari 2 minggu atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas  dengan cara mengurangi umur anak dengan jumlah minggu tersebut
Contoh :
Rumus menghitung umur anak (pelaksanaan tugas)
Hitung umur Adi. Tanggal pemriksaan 15 Desemser 2004. tanggal lahir anak adalah 10 September 2004
Jawab:
Tgl pemeriksaan       2004                12        15
Tgl lahir                    2004                  9        10
umur Adi                                            3            5
                                                           (3 bln 5 hr)     
3.      Alat yang digunakan
·         Alat peraga :
benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).
·         Lembar formulir DDST II
uku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
4.      Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
·         Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
ü  3-6 bulan
ü  9-12 bulan
ü  18-24 bulan
ü  3 tahun
ü  4 tahun
ü  5 tahun
·         Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
5.      Pelaksanaan test
Penting untuk anak :
·         Dibutuhkan kerjasama yang aktif dan anak sehingga anak harus merasa aman dan senang
·         Anak tidak sedang sakit
·         Anak tidak ngantuk, lapar,haus, sedang marah, rewel
·         Ruangan cukup luas, cukup ventilasi dan kesan menyenangkan bagi anak
·         Ajak anak bermain
Penting untuk orang tua
·         Diberitahu bahwa ini bukan test IQ
·         Beritahu tujuan test
·         Beritahu ortu bahwa pemeriksaan tidak mengharapkan anak dapat melakukan semua tugas yang diberikan kepada anak
Penting untuk pelaksana test
·         Item-item test sebaiknya disajikan secara fleksibel. Akan tetapi lebih dianjurkan mengukuti petunjuk berikut :
ü  Item yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya didahulukan, misalnya sektor personal-sosial, baru kemudian dilanjutkan dengan sector motorik halus-adaptif
ü  Item yang lebih mudah didahulukan. Berikan pujian pada anak jika ia dapat menyelesaikan tugas dengan baik, juga saat ini mampu menyelesaikan tetapi kurang tepat. Ini ditunjukan agar anak tidak segan untuk menjalani test berikutnya
ü  Item dengan alat yang sama sebaiknya dilakukan secara berurutan agar penggunaan watu agar lebih efesien
ü  Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang diletakan diatas meja
ü  Pelaksanaan test untuk semua sector dimulai dari item yang terletak di sebelah kiri garis umur, lalu dilanjutkan ke item di sebelah kanan garis umur
·         Jumlah item yang dinilai tergantung pada lama waktu tersedia, yang terpenting pelaksanaanya mengacu pada tujuan test, yaitu mengidentifikasi perkembangan anak dan menentukan kemampuan anak yang relatif lebih tinggi
6.       Cara pengukuran :
·         Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan
·         Tarik garik pada lembar DDST II sesuai dengan tahun umur yang telah ditentukan
·         Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada milai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal social
·         Tentuka hasil penilaian apakah normal, meragukan dan abnormal
·         Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
·         Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
·         Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
·         Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
·         Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
1)      Abnormal
ü  Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
ü  Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia
2)      Meragukan
ü  Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
ü  Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan padaØ sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3)      Tidak dapat dites
ü  Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4)      Normal
ü  Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas. Pada anak-anak yang lahir prematur,usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun
7.      Cara penilaian
Cara melakukan penilaian DDST, peneliti menentukan usia anak, kemudian menarik garis usia pada lembar DDST sesuai dengan usia anak. Dilakukan tes pada keempat sektor yang dimulai dari item pada sebelah kiri garis usia, kemudian mulai dilakukan pemeriksaan pada keempat sektor yaitu personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar.
Setelah dilakukan tes, dilakukan penilaian, apakah Lulus (Passed = P), gagal tetapi belum melampaui batas umur (Fail = F), gagal karena sudah melampaui batas umur (Delay = D) ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan tugas atau anak menolak melakukan tugas (No opportunity = NO). Setelah itu dihitung pada masing-masing sector, berapa yang P, F, dan D,
8.      Penilaian test prilaku
Penilaian prilaku dilakukan setelah test selesai. Dengan mengguanakan skala pada lembar test, penilaian ini dapat membandingkan prilaku anak selama test dengan prilaku sebelumnya. Kita boleh menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah prilaku anak selama test dengan prilaku sebelumnya, kita boleh menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakag prilaku anak sehari-hari sama dengan prilakunya saat itu, terkadang anak tengah dalam kondisi, sakit, atau marah sewaktu menjalani tersebut. Jika demikian test dapat ditunda dan dilanjutkan pada hari lain saat anak telah kooperatif
9.      Pemberian nilai untuk setiap itemnya
a)      L =lulus /lewat (P= pass). Anak dapat melalkukan item dengan baik atau baik atau orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat menyelesaikan item tersebut (item tertanda L)
b)      G= gagal (F=fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan item tersebut (khusus yang bertanda L)
c)      M = menolak (R=refusal). Anak menolak atau melakukan test untuk item tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukanya (khususnya item tanpa tanda L )
d)     Tak = tak ada kesempatan (NO opportunity). Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan item kerena ada hambatan (khusus item yang bertanda L )
10.  Penilaian Peritem
a.       Penilaian item “Lebih” (advance) nilai lebih tidak perlu diperhatikan dalam penilaian test secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat dilakukan oleh anak yang lebih tua)
b.      Penilaian itm “OK“ atau normal. Nilai tidak perlu di perhatikan dalam penilaian test secara keseluruhan. Nilai OK dapat diberikan pada anak dalam kondisi berikut :
ü  Anak “gagal” (G) atua “menolak” (M) melakukan tugas untuk item disebelah kanan garis usia, kondisis ini wajar karena item disebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan tugas untuk anak yang lebih tua.
ü  Anak “Lulus” / Lewat (L), “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukantugas untuk item didaerah putih kotak (daerah 25 %-75%). Jika anak lulus, sudah tentu hal ini dianggap normal
c.       Penilaian item P = peringkatan (C=caution)
Nilai “Peringatan” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada daerah gelap kotak (daerah 75% - 90%). Hal ini karena hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 75% - 90% anak di usia tersebut sudah berhasil (Lulus) melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain, mayoritas anak sudah bisa melaksanakan tugas dengan baik
d.      Penilaian item T= “Terlambar” (D = Delayed).
Nilai “Terlambat” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak yang lebih muda. Seorang akan seharusnya mampu melakukan tugas untuk kelompok usia yang lebih muda, yang tentunya berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Jika, tugas untuk anak yang lebih muda tidak dapat dilakukan atau ditolak, anak tentu akan mendapatkanpenilaian T (terlambat). Huruf T ditulis di sebelah kanan item dengan hasil penilaian “Terlambat”.Perlu diperhatikan bahwa ada dua macam T. Pertama, terlambat karena anak mengalami kegagalan (G).T jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Suspek”.Kedua, terlambat karena anak menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Tak dapat diuji”
e.       Penilaian item “Tak ada kesempatan” (No Opportunity). Nilai “Tak” ini tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan.Nilai “Tak ada kesempatan” diberikan jika anak mendapat skor “Tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba atau melakukan tes.
D.        Petunjuk Pemakaian
1.      Usahakan anak tersenyum dengan memberikan senyum, berbicara atau memberikan isyarat, jangan sentuh anak
2.      Anak harus melihat tangan beberapa detik
3.      Orang tua dapat membantu mengajari menyikat gigi dan menaruh pasta gigi diatas sikat
4.      Anak tidak diharapkan mampu mengikat sepatu atau mengancingkan/resleting dibelakang
5.      Gerakan benang perlahan dalam bentuk suatu lengkungan dari satu sisi ke sisi yang lain
6.      Lulus jika anak mencoba melihat terus dimana benang menyilang, benang harus dilepaskan dengan cepat dari tangan pemeriksa
7.      Lulus jika anak mengambil kismis dengan bagian ibu jari dan jari
8.      Menggaris dapat bervariasi hanya 30 derajat
9.      Buat kepalan dengan ibu jari yang menunjuk ke atas dan goyangkan hanya ibu jari, lulus jika anak menirukan dan tidak menggerakan semua jari lain selain ibu jari
10.  Lulus bila menggambar selain bentuk tertutup, gagal dalam pergerakan yang terus menerus
11.  Garis mana yang lebih panjang ?(bukan lebih besar). Putar kertas terbaik dan ulangi (lulus 3 dari 3 atau 5 dari 6)
12.  Lulus bila garis yang bersilang dekat dengan titik tengah
13.  Biarkan anak meniru dahulu, dan jika gagal perlihatkan
14.  Dalam memberikan nilai, setiap pasangan (2 lengan, 2 tungkai dll) dihitung sebagai satu bagian
15.  Tempatkan satu kubus dalam gelas dan goyangkan perlahan dekat telinga anak, tetapi jangan terlihat ulangi dengan telinga lain
16.  Tunjuk gambar dan minta anak menyebutkannya
17.  Dengan menggunakan boneka beritahu anak, tunjukan pada saya hidung, mata,telinga, mulut, tangan, kaki, perut, rambut,
18.  Dengan menggunakan gambar, tanya kepada anak, yang mana yang terbang ?berbunyi meong ? berbicara ?
19.  Tanyakan kepada anak apa yang kamu lakukan jika kamu sedang kedinginan
20.  Lulus jika anak secara benar menempatkan dan mengatakan beberapa bnyak balok pada kertas
Observasi :
Suatu garis digambar dari atas sampai bawah berdasarkan usia anak, pemeriksa harus menguji masing-masing tonggak yang disilang dengan garis ini. Setiap tongak mempunyai potongan yang menunjukan presentase populasi “standar” yang harus mampu melakukan tugas ini. Kegagalan dalam melakukan suatu hal yang dilalui oleh 90 % anak-anak adalah signifikan, dua kegagalan dari empat hal utama menunjukan keterlambatan perkembangan, haruslah diketahui bahwa test ini merupakan alat skrening untuk keterlambatan perkembangan, tetapi bukan test “intelegensia”  Fungsional anak saat ini memberikan pengertian kedalam karakteristik anak sekarang. Perkembangan bahasa, motorik, dan sosial anak dan kematangannya direfleksikan dalam tingkah lakunya sekarang. Tanyakan pertanyaan “ bagaimana anda melukiskan sifat anak anda sebagai pribadi ?
E.         Contoh kasus perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006.Iperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1 tahun 8 bulan atau 20 bulan Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari
Atau
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

Interpretasi dari nilai Denver II
v  Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
OK. Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75
v  Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
v  Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu










BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang Baik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.
“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku pada anak pra sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K. Frankenburg (yang mengenalkan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R (revised denver developmental screening test). Perbedaaan denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interprestasi dan rujukan.
B.         Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat diberikan saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan kualitas  guna menunjang peningkatan kualitas kesehatan  sehingga dapat menjadi literature guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Franskenburg,William.1973.Denver Development Screnning Test: manual/for  nursing7paramedical personnel.University of Colorado Medical Center
Hidayat, Azis Alimul.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
http://ilmu-ilmukeperawatan.blogspot.com/2011/01/denver-development-screening-test-ddst.html/8/2/2011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar